Di pelosok negeri ini, ada sebuah kecamatan bernama Orong Telu, tempat di mana harapan tumbuh di tengah keterbatasan. Namun, ada satu pertanyaan yang selalu muncul di benak masyarakatnya: Mengapa yang datang selalu bukan yang terbaik? Jika ada profesor, mengapa yang dikirim hanya doktor? Jika ada doktor, mengapa yang hadir hanya seorang master? Pertanyaan ini mencerminkan harapan masyarakat yang mendambakan sosok pemimpin hebat, bukan sekadar pengisi jabatan.
Orong Telu bukan sekadar titik kecil di peta. Ini adalah tanah yang kaya akan potensi—baik sumber daya alam maupun manusia. Warganya gigih, penuh semangat, dan memiliki daya juang luar biasa. Namun, semua potensi ini akan sia-sia jika tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan perubahan nyata.
Pemimpin yang dibutuhkan Orong Telu bukan hanya sekadar pejabat yang datang, memberikan janji, lalu pergi. Mereka butuh sosok yang visioner, yang memahami permasalahan rakyat dan tahu bagaimana mengatasinya. Infrastruktur yang masih tertinggal, pendidikan yang belum merata, serta lapangan pekerjaan yang minim adalah tantangan yang harus dijawab dengan solusi konkret, bukan sekadar retorika politik.
Pemimpin hebat adalah mereka yang tidak hanya duduk di balik meja, tetapi turun langsung ke lapangan, merasakan denyut kehidupan masyarakat. Mereka harus mendengar suara petani yang berjuang dengan alat seadanya, pedagang kecil yang mencoba bertahan di tengah ekonomi sulit, serta generasi muda yang mendambakan masa depan lebih baik.
Orong Telu tidak bisa terus menunggu. Sudah saatnya masyarakat diberi pemimpin yang benar-benar peduli, yang membawa perubahan nyata, bukan hanya menjadikan daerah ini sebagai batu loncatan politik. Jika ingin kemajuan, Orong Telu harus mendapatkan pemimpin terbaik, bukan sekadar yang tersedia.
Mulyadi,S.Pd,,C.IJ,,C.PW,,C.PS