Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menjadi Mangsa atau Mati karena Kelaparan: Politik sebagai Pertarungan

Senin, 03 Februari 2025 | Februari 03, 2025 WIB Last Updated 2025-02-04T06:07:02Z


Dunia politik sering diibaratkan sebagai hutan belantara—keras, brutal, dan penuh intrik. Di dalamnya, hanya ada dua pilihan: menjadi predator yang memangsa atau menjadi korban yang tersingkir perlahan karena kelaparan. Metafora ini mencerminkan bagaimana perjuangan politik bukan hanya sekadar kompetisi ide dan kebijakan, tetapi juga pertarungan kekuasaan yang sering kali berlangsung dengan cara yang kejam dan berdarah-darah.

Dalam politik, mereka yang tidak cukup kuat untuk bertahan akan digerus oleh sistem. Para pemimpin yang tidak mampu membaca arah angin atau gagal menyesuaikan diri dengan dinamika kekuasaan akan tersingkir dari gelanggang. Sejarah mencatat banyak figur yang jatuh karena mereka terlalu jujur, terlalu lemah, atau terlalu lambat merespons serangan lawan. Sementara itu, mereka yang bertahan sering kali adalah orang-orang yang tidak ragu menggunakan segala cara—mulai dari strategi licik, propaganda, hingga pengkhianatan—untuk mempertahankan posisi mereka.

Namun, apakah politik harus selalu seperti ini? Haruskah setiap orang yang ingin berjuang demi rakyat harus memilih antara menjadi pemangsa yang kejam atau mati kelaparan dalam kesunyian?

Realitasnya, ada sedikit ruang bagi idealisme murni dalam politik. Mereka yang ingin tetap bersih sering kali harus menghadapi dilema besar: ikut bermain dalam sistem yang kotor atau menyingkir dari arena. Tetapi sejarah juga membuktikan bahwa pemimpin yang cerdas mampu menyeimbangkan kekuatan dengan moralitas. Mereka yang bertahan bukan hanya yang kuat secara taktik, tetapi juga yang memiliki visi jelas dan dukungan rakyat yang kuat.

Pada akhirnya, politik adalah pertarungan yang tidak akan pernah berakhir. Pertanyaannya bukan hanya apakah seseorang akan bertahan atau tidak, tetapi bagaimana cara mereka bertahan. Apakah dengan menjadi predator yang memangsa tanpa ampun, atau dengan membangun kekuatan yang cukup untuk bertahan tanpa harus kehilangan integritas?

Dunia politik mungkin keras, tetapi bukan berarti tidak ada ruang bagi perubahan. Selama masih ada orang-orang yang berani melawan arus dan memperjuangkan keadilan tanpa harus menjadi bagian dari sistem yang busuk, harapan untuk politik yang lebih sehat masih tetap ada.

Mulyadi,S.Pd,,C.IJ,,C.PW,,C.PS,,C.NL

×
Berita Terbaru Update