Engkau berdiri di tanah retak,
di jalan penuh lubang dan debu pekat.
Jembatan renta hampir roboh,
menyisakan jejak janji yang rapuh.
Di wajah rakyat ada tanya,
di tapak kaki ada lara.
Kapan derita ini usai?
Kapan janji menjadi nyata?
Engkau bukan hanya suara,
bukan sekadar pena di meja,
kau pemimpin, kau pelita,
harus menapak, bukan hanya berkata.
Bangun jalan, tegakkan harap,
bukan sekadar janji yang lenyap.
Sebab pemimpin yang sejati,
bukan duduk, tapi beraksi.