Hidup adalah sebuah orkestra. Setiap elemen di dalamnya—manusia, alam, bahkan waktu—memainkan perannya dalam simfoni yang tak pernah berhenti. Ada denting riang kebahagiaan, ada dentuman keras kesulitan, ada jeda sunyi yang menenangkan. Semua menyatu dalam keseimbangan yang, meski tak selalu tampak sempurna, tetap mengalun dalam harmoni.
Seperti seorang penari yang mengikuti irama musik, kita pun bergerak mengikuti ritme kehidupan. Kadang langkah harus cepat, kadang melambat. Jika terlalu tergesa, kita bisa kehilangan kendali. Jika terlalu lamban, kita bisa tertinggal. Harmoni terjadi ketika kita memahami kapan harus berakselerasi dan kapan harus beristirahat—menikmati jeda sebagai bagian dari tarian.
Dalam bekerja, dalam berkarya, bahkan dalam mencintai, keseimbangan menjadi kunci. Ia bukan sekadar titik tengah antara dua kutub, melainkan kesadaran untuk menyesuaikan diri dengan arus yang datang. Seperti ombak yang tak pernah berhenti, kehidupan bergerak dengan gelombangnya sendiri. Dan kita, sebagai bagian dari alunan besar ini, harus belajar menari dengannya.
Sebab harmoni sejati bukan tentang menghindari kekacauan, melainkan tentang menemukan kedamaian di tengah riuhnya dunia.
Penulis:Mulyadi,S.Pd,C.IJ,C.PW,C.PS,C.HL