Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menulislah, Sebab Itu Jalan Kita Menuju Perubahan"

Jumat, 25 April 2025 | April 25, 2025 WIB Last Updated 2025-04-25T10:11:49Z
"Menulislah, Sebab Itu Jalan Kita Menuju Perubahan"

Penulis:Mulyadi,S.Pd,C.IJ,C.PW,C.PS,C.HL

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali hanya mendengar suara yang besar, nama yang terkenal, atau kekuasaan yang diwariskan, kita—anak biasa dari kampung, lorong kecil, dusun terpencil—sering kali merasa tak punya panggung. Kita bukan anak raja, bukan anak presiden, bukan anak gubernur, bukan anak bupati. Nama kita tak dikenal, wajah kita tak menghiasi layar kaca, dan jejak kita tak dicatat dalam sejarah kekuasaan. Tapi kita punya sesuatu yang jauh lebih tajam dari pedang, lebih nyaring dari toa politik: kita punya tulisan.

Tulisan adalah senjata diam yang mengguncang dunia. Ia bisa menembus batas kasta, merobohkan tembok kejumudan, membangunkan yang tidur, menyadarkan yang lupa, dan menyalakan api di hati yang mulai padam. Di balik kata-kata yang tertata rapi, ada gagasan yang mampu menembus ruang dan waktu. Pikiran sederhana, jika dituliskan dengan jujur dan berani, bisa membuka mata mereka yang hidup dalam gelapnya bias informasi dan propaganda.

Dari aspek sosial, tulisan menjadi ruang bebas menyuarakan keadilan bagi yang tertindas, harapan bagi yang putus asa, dan inspirasi bagi yang kehilangan arah. Di tengah ketimpangan, tulisan adalah penyamarataan akses terhadap keberanian dan kesadaran.

Secara politik, tulisan bukan sekadar catatan. Ia bisa menjadi alat perlawanan, pengawal demokrasi, sekaligus penggerak perubahan. Ketika suara dibungkam dan aksi direpresi, tulisan bisa menjadi bentuk perlawanan yang paling murni dan sulit dibungkam.

Dari sisi budaya, tulisan adalah warisan dan identitas. Ia menjadi cara anak kampung menyampaikan cerita leluhur, menyulam ulang jati diri di tengah arus globalisasi yang kadang menenggelamkan lokalitas. Menulis adalah bentuk paling damai namun paling kuat dalam menjaga warisan nilai dan tradisi.

Secara pribadi, menulis adalah ruang refleksi. Tempat kita mengenali diri sendiri, merawat kewarasan, dan menumbuhkan keberanian. Menulis bukan soal dikenal banyak orang, tapi tentang mengekalkan makna dan memperpanjang usia ide.

Maka, menulislah. Tak peduli siapa orang tuamu, seberapa banyak harta yang kau miliki, atau seberapa tinggi jabatan yang kau duduki. Tulisanmu bisa menyelamatkan satu generasi, atau bahkan membangkitkan seribu yang tertidur. Karena di sana—di antara bait dan paragraf—orang biasa bisa menjadi luar biasa.

×
Berita Terbaru Update