Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

RELOKASI RUSA: IKON SEJARAH DAN LINGKUNGAN MENUJU ASET WISATA BARU SUMBAWA

Rabu, 18 Juni 2025 | Juni 18, 2025 WIB Last Updated 2025-06-18T09:10:56Z
RELOKASI RUSA: IKON SEJARAH DAN LINGKUNGAN MENUJU ASET WISATA BARU SUMBAWA
Sumbawa – NEX Media

Rusa bukan sekadar satwa liar di Sumbawa. Ia adalah simbol historis yang merepresentasikan nilai-nilai budaya dan identitas masyarakat Kesumbawaan. Keberadaannya mencerminkan harmoni antara manusia dan alam, yang telah terjaga secara turun-temurun. Kini, demi menjamin kelestarian lingkungan dan keberlangsungan populasi, wacana relokasi rusa kembali mencuat sebagai langkah strategis yang visioner.

Tokoh muda Sumbawa, Alwan Hidayat, S.Pd.I., N.L.P., menilai relokasi ini bukan sekadar pemindahan fisik, melainkan bagian dari upaya pelestarian simbolik yang mendalam—dengan pendekatan sistematis dan ramah lingkungan.

“Ini adalah langkah penting. Rusa merupakan bagian dari identitas budaya kita. Relokasi yang dikelola dengan baik akan menjamin keberlangsungan ekosistem sekaligus memberi nilai tambah bagi masyarakat,” ujar Alwan kepada NEX Media.

Salah satu lokasi potensial yang diusulkan adalah kawasan pembangunan Batalyon TNI. Selain strategis, lokasi ini dinilai cocok untuk dikembangkan menjadi lar (kandang) tematik dengan sistem pengawasan yang melekat langsung dari aparat keamanan.

“Keamanan satwa lebih terjamin. Konsep lar ini bisa diarahkan sebagai kawasan konservasi, edukasi lingkungan, dan destinasi wisata tematik,” imbuh Alwan.

Ia menegaskan, pembuatan kandang harus memenuhi standar konservasi tinggi dengan pagar pengaman yang kokoh untuk melindungi rusa dari gangguan luar. Lebih jauh, keberadaan kawasan ini diyakini mampu menambah daya tarik pariwisata berbasis pelestarian alam, serta memperkuat narasi sejarah rusa dalam konteks pembangunan berkelanjutan.

Menanggapi wacana pemindahan rusa ke Pulau Moyo, Alwan menyarankan agar opsi tersebut ditinjau secara matang dan bijak. Meskipun Pulau Moyo merupakan kawasan lindung, namun aspek keamanan satwa di wilayah tersebut belum sepenuhnya terjamin.

“Perlu kajian mendalam. Kita harus pastikan relokasi benar-benar aman dan memberi dampak positif. Salah satu alternatif yang saya tawarkan adalah wilayah Kerekeh, yang lokasinya berdekatan dengan area Batalyon TNI yang saat ini tengah dalam proses pembangunan,” jelasnya.

Lebih dari sekadar relokasi, Alwan menekankan bahwa langkah ini membuka peluang besar untuk menghidupkan kembali nilai historis rusa dalam format yang modern dan terkelola, tanpa menghilangkan makna simboliknya bagi masyarakat Sumbawa.

“Relokasi ini tidak hanya menyelesaikan persoalan lingkungan, tetapi juga mempertegas posisi rusa sebagai warisan budaya hidup—bukan sekadar dikenang, melainkan dilestarikan dan dimanfaatkan secara berdaya guna untuk generasi mendatang,” pungkasnya.
CEO:NEX MEDIA
Mulyadi,S.Pd,C.IJ,C.PW,C.PS
×
Berita Terbaru Update