Menjaga Haluan di Tengah Badai Bisikan
Sejarah membuktikan, banyak pemimpin kehilangan arah bukan karena tekanan lawan politik, tetapi karena jebakan yang dipasang di lingkar dalamnya sendiri. Ada yang sengaja memelintir informasi, membatasi akses pandangan, atau membangun narasi yang hanya menguntungkan segelintir pihak. Semua dilakukan dengan kemasan rapi, seolah demi kebaikan pemimpin, padahal perlahan menggeser haluan dari tujuan awal.
Pemimpin yang matang akan menolak menjadi sandera lingkaran eksklusif. Ia memilih mendengar langsung denyut nadi rakyat, bukan sekadar laporan yang telah disaring oleh kepentingan tertentu. Ia sadar, terlalu bergantung pada satu sumber justru membuka ruang manipulasi dan distorsi.
Keberanian terbesar seorang pemimpin adalah berkata “tidak” pada dorongan yang berpotensi mengkhianati amanah. Ia menempatkan logika di atas rasa segan, menegakkan prinsip di atas kenyamanan sesaat.
Kepemimpinan seperti ini mungkin tidak selalu memanjakan semua pihak, tetapi justru itulah tanda bahwa ia bekerja untuk kepentingan bersama, bukan untuk mengamankan kursi di tengah permainan politik yang licin.
Di hadapan badai bisikan, pemimpin sejati akan tetap memegang kemudi. Sebab ia tahu, jika ia kehilangan arah, bukan hanya dirinya yang tersesat—seluruh penumpang kapal pun akan ikut karam.
CEO:NEX MEDIA
Mulyadi,S.Pd.,C.IJ.,C.PW.,C.PS.,C.HL
