“Sejarah Mencatat Integritas, Bukan Pencari Muka”
Fenomena penjilat bukanlah hal asing dalam perjalanan manusia. Ia kerap muncul di setiap ruang kekuasaan, organisasi, bahkan lingkup komunitas sederhana. Sosok ini hidup dari bayangan—membangun citra seakan dekat dengan pemimpin, padahal sesungguhnya hanya menempel demi kepentingan pribadi.
Dalam praktiknya, mereka biasanya hadir dengan dua wajah. Pertama, saat peluang masih terbuka, tampil seolah penuh dedikasi, loyal, bahkan rela berada di garis depan. Namun ketika sorotan beralih, wajah itu segera pudar. Mereka tak segan menelan kembali kata-katanya, bahkan berbalik arah demi menyelamatkan posisi.
Tahap berikutnya jauh lebih berbahaya: wajah “bunglon siasat.” Mereka berubah-ubah sesuai arah dominasi, menyesuaikan bahasa dengan arah angin, dan mengorbankan prinsip demi kenyamanan diri.
Namun sejarah memiliki caranya sendiri untuk menyingkap tabir. Topeng tak pernah bisa menutupi wajah selamanya. Pada akhirnya, publik akan menilai dengan jernih siapa yang konsisten menjaga integritas, dan siapa yang hanya sibuk memainkan peran semu.
Bagi seorang pemimpin, inilah tantangan paling mendasar: membedakan kesetiaan yang lahir dari prinsip dengan kepura-puraan yang bersumber dari ambisi pribadi. Sebab, catatan sejarah tidak pernah memberi tempat istimewa bagi mereka yang sekadar pandai mencari muka. Yang dikenang adalah mereka yang teguh menjaga nilai, berdiri di atas integritas, dan setia pada perjuangan.
CEO:NEX Media
Mulyadi,S.Pd.,C.IJ.,C.PW.,C.PS.,C.HL